Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi fokus kerja Pemerintah
di tahun 2019. Presiden Joko Widodo mengatakan SDM di Indonesia harus
mampu menghadapi dan memanfaatkan peluang dari perubahan dunia dan
perkembangan teknologi yang berubah begitu cepatnya. Dengan demikian,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia
utamanya SDM di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi.
Kemenristekdikti mengawali kinerja di tahun 2019 dengan
menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2019 di Universitas
Diponegoro, Semarang. Rakernas 2019 ini mengambil tema “Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang Terbuka, Fleksibel, dan Bermutu”
dan akan berlangsung dari 3-4 Januari 2019.
Rakernas 2019 dibuka secara resmi oleh Menristekdikti Mohamad Nasir
dan dihadiri Sekretaris Daerah Jawa Tengah serta diikuti sekitar 350
peserta yang berasal dari pemangku kepentingan baik internal maupun
eksternal Kemenristekdikti mulai dari, pejabat Eselon I dan II di
lingkungan Kemenristekdikti, Kepala LPNK dalam koordinasi
Kemenristekdikti, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Kepala Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi, Ketua Komisi VII, Ketua Komisi X, Ketua DPD
RI, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Balitbang/Deputi Kementerian
terkait, BUMN, serta instansi terkait lainnya.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Mohamad Nasir mengatakan bahwa Rakernas 2019 menjadi momentum bagi para
pemangku kepentingan Kemenristekdikti untuk mempersiapkan diri secara
matang dalam menghadapi era disrupsi yang berdampak pada bidang riset,
teknologi, dan pendidikan tinggi.
“Mencermati situasi di atas, pertanyaannya adalah bagaimana kita
harus menyiapkan diri? Jawabannya adalah kita harus melakukan self
disruption. Kita harus melakukan transformasi dengan mendisrupsi diri
sendiri,” ujar Menristekdikti saat membuka Rakernas Kemenristekdikti
2019 di Gedung Soedarto, Universitas Diponegoro Semarang (3/1).
Menteri Nasir menjelaskan bahwa Pemerintah menginginkan agar Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjadi lebih terbuka, fleksibel dan
bermutu. Untuk itu, kita harus membuat ekosistem riset, teknologi dan
pendidikan tinggi yang mampu memenuhi kebutuhan pasar, yaitu masyarakat
dan industri.
Menteri Nasir menambahkan bahwa dalam menghadapi disruptive
innovation dalam bidang industri dan pendidikan tinggi, Kemenristekdikti
akan mengurangi atau memangkas regulasi bagi perguruan tinggi dan
lembaga penelitian yang menghambat mereka menyesuaikan diri dengan
disruptive innovation. Salah satu regulasi tersebut terkait kewajiban
membayar Pajak Penghasilan (PPh) bagi Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum (PTNBH) serta terkait program studi.
“Kalau PTNBH disuruh bayar PPh pasal 25 (Undang-Undang Pajak
Penghasilan), problemnya ada di mahasiswa lagi. Saya sudah lapor ke
Menkeu. Beliau akan tinjau kembali,” ungkap Menristekdikti.
PTNBH yang memiliki otonomi dalam mengembangkan program studi
diharapkan Menteri Nasir tidak diberatkan dengan pajak yang seharusnya
dibayarkan oleh orang pribadi yang memiliki usaha dan badan usaha
(perusahaan). Diharapkan PTNBH dapat alokasikan anggaran lebih banyak
untuk fasilitas pembelajaran.
“PTNBH termasuk Perguruan Tinggi Negeri, ditugasi Pemerintah
meningkatkan mutu dengan sistem pembelajaran yang dilakukan secara
mandiri, tapi kalau ini dikenakan Pajak sebagai Penghasilan, padahal
dana yang diterima dari masyarakat, ini masalah,” ungkap Menteri Nasir.
Selain pengurangan regulasi dalam perpajakan bagi PTNBH, Menteri
Nasir juga memudahkan pendirian program studi yang dibutuhkan oleh
industri, walaupun program studi tersebut belum ada dalam Keputusan
Menristekdikti Nomor 257/M/KPT/2017 tentang daftar nama atau nomenklatur
program studi yang dapat dibuka pada perguruan tinggi di Indonesia.
“Dulu kalau tidak ada di (daftar) nomenklatur, prodi tidak bisa
dibuka. Sekarang jika tidak ada dalam daftar itu, perguruan tinggi akan
membuka prodi sesuai kondisi real, silahkan. Yang penting demand-nya
ada. Industri yang gunakan ada. Contoh prodi yang akan dibuka itu
jurusan tentang kopi, silakan saja. Ini di Sulawesi Selatan. Di Aceh
juga akan ada yang buka Prodi Kopi,” ungkap Menteri Nasir.
Dengan kemudahan membuka program studi baru, Menteri Nasir berharap
perguruan tinggi negeri dan swasta mencari potensi daerah yang dapat
dipelajari sehingga potensi tersebut dapat dikomersialkan lebih baik.
Ketua Umum Rakernas 2019, Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun
Na’im menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah, Rektor Undip dan seluruh Panitia Rakernas 2019 yang telah
bekerja keras san bersinergi sehingga acara dapat berlangsung dengan
baik.
Ainun menyatakan bahwa Rakernas 2019 merupakan penyelenggaraan
Rakernas ke 5 sejak lahirnya Kemenristekdikti di tahun 2014. Ainun
menjelaskan bahwa tema yang diangkat pada setiap Rakernas disesuaikan
dengan tantangan riset, teknologi dan pendidikan tinggi yang selalu
berkembang dari tahun ke tahun.
Ainun menambahkan bahwa tema “Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
yang Terbuka, Fleksibel, dan Bermutu” sesuai dengan tantangan yang
dihadapi di era Revolusi Industri 4.0. Iptek dan inovasi membutuhkan
keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi untuk memicu kreativitas untuk
menghasilkan inovasi.
Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan Utama merasa bangga dan
menyambut baik penyelenggaraan Rakernas 2019 dengan Undip sebagai tuan
rumah. Rektor Undip berharap agar Rakernas 2019 dapat menghasilkan
kebijakan-kebijakan strategis di bidang riset, teknologi dan pendidikan
tinggi dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Rektor Undip
mengatakan bahwa dalam penyelenggaraan Rakernas 2019 telah
diimplementasikan berbagai inovasi.
“Dalam pelaksanaan Rakernas 2019 kita memakai konsep ramah lingkungan
diantaranya ‘paperless’ dan ‘plasticless’. Semua materi rakernas
tersedia dalam format digital, tidak dicetak,” tutur Rektor Undip.
Dalam kesempatan yang sama, mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo yang harus berdinas ke Surakarta, Sekretaris Daerah Provinsi
Jawa Tengah Sri Puryono berharap hasil dari Rakernas turut mengembangkan
perguruan tinggi dan riset di Jawa Tengah.
“Saya harapkan dari forum ini akan menghasilkan berbagai rekomendasi
yang kita jadikan dasar penyusunan strategi kebijakan tidak hanya
lingkup Kemenristekdikti saja, tapi juga (bagi) Pemerintah Provinsi,”
ungkap Sri Puryono.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam Rakernas 2019 akan dilakukan
evaluasi pelaksanaan program dan anggaran pada tahun 2018, serta outlook
program dan anggaran tahun 2019. Selain itu akan disusun rekomendasi
langkah-langkah strategis Kemenristekdikti dalam menghadapi tantangan
terkait pengembangan riset, teknologi, dan pendidikan tinggi yang
terbuka, fleksibel, dan bermutu serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan industri.
Rakernas 2019 juga akan menjadi wadah pembahasan isu-isu strategis
seperti program studi inovatif, pengembangan distance learning (open
university), pengembangan teaching factory atau teaching industry pada
perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia Indonesia pada
Revolusi Industri 4.0, pendidikan tinggi vokasi, penguatan institusi
riset dan inovasi di Indonesia, perusahaan pemula (startup), serta isu
strategis lainnya.
Ajang ini juga dimeriahkan oleh pameran produk hasil riset maupun
inovasi perguruan tinggi dan LPNK dalam koordinasi Kemenristekdikti.
Menristekdikti, Kepala LPNK dan jajaran Eselon I dan II Kemenristekdikti
berkesempatan mengunjungi ‘stand’ pameran usai pembukaan Rakernas 2019.
Beberapa benda pamer yang hadir di pameran ini antara lain BPPT Lock
(Unit Pelindung Beton di Pesisir Pantai), Kit Diagnostik Demam Berdarah
Dengue (BPPT), Sepatu Pengaman Sepatu Boot ber-SNI (BSN), Sensor Tanah
Longsor (LIPI), D’Ozone (Filter Udara) dari Undip, Dompet Tuna Netra,
Chemcar (Alat Penghemat Bahan Bakar), Inkubator UNNES, Varietas Padi
Unggul (UNSOED); Alat Rehabilitasi Medis Pasien Post Stroke, Produk
Implan Bone Filler, Baterai Lithium dari UNS; Laser Gesek (Friction
Welding), CNC untuk Industri Kreatif dari POLINES, Program SBMPTN &
SNMPTN (LTMPT), Program Bela Negara (Kemenhan), Pendidikan Anti Korupsi
dan program unit utama lainnya di lingkungan Kemenristekdikti.
Pada Rakernas 2019 ini juga akan dilakukan Peluncuran Lembaga Tes
Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) pada Jumat, 4 Januari 2019, pemberian
Penghargaan Anugerah Humas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) 2018, dan penghargaan Peringkat
LAPOR pada PTN dan LLDikti.
Sumber : https://ristekdikti.go.id/kabar/rakernas-2019-kemenristekdikti-menjadi-momentum-mempersiapkan-sdm-millenial-memformulasikan-regulasi-di-era-disrupsi-menciptakan-inovasi-untuk-peningkatan-daya-saing-bangsa/