Sukabumi, Jawa Barat (3 Januari 2019) -
Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi warga
terdampak longsor di Kampung Garehoy Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi,
Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (3/1).
Hujan rintik turun saat Menteri Sosial
dan rombongan tiba di lokasi longsor. Sejumlah relawan Taruna Siaga
Bencana (TAGANA) dari Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat
menyambut kedatangan orang nomor satu di Kementerian Sosial ini. Turut
mendampingi Menteri adalah Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan
Sosial Harry Hikmat, Sekjen Hartono Laras, dan Inspektur Jenderal Dadang
Iskandar.
Agus dan rombongan bergegas meninjau
lokasi dan melihat langsung proses pencarian korban yang masih belum
ditemukan. Setelah beberapa saat, rombongan bergerak ke Posko Terpadu
Penanggulangan Bencana Longsor yang berada di SMPN 3 Cisolok. Lokasi
posko berada sekitar 500 meter dari area longsor.
Tiba di posko, Mensos menemui 11 ahli
waris dari 13 korban meninggal dan menyalami mereka satu per satu seraya
menyerahkan santunan kematian. Dari 13 warga yang meninggal dunia
tersebut, sebanyak lima di antaranya adalah Penerima Program Keluarga
Harapan (PKH) dan jasadnya sudah ditemukan.
Santunan untuk setiap jiwa Rp15 juta sehingga total santunan untuk korban meninggal longsor Sukabumi adalah Rp195 juta.
"Mewakili Bapak Presiden Joko Widodo,
saya menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah
ini. Semoga almarhum khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan
diberikan kekuatan," tutur Menteri Agus kepada para ahli waris korban
meninggal.
Mensos juga mendoakan kepada warga terdampak longsor agar tabah dan sabar menghadapi cobaan ini.
"Bapak dan ibu tidak sendiri. Jangan
kehilangan harapan. Tugas belum selesai. Kita akan terus bantu.
Pencairan masih tetap dilanjutkan. Kita berdoa semoga ada mukzizat dari
Allah sehingga mereka yang hilang dapat ditemukan," katanya.
Dikatakan Menteri, tidak hanya di
Cisolok namun dimanapun bencananya pada hari pertama dan kedua merupakan
hari-hari yang paling sulit. Untuk itu kepada warga terdampak longsor
yang anggota keluarganya belum ditemukan mari kita berdoa semoga dapat
segera ditemukan.
"Kepada tim yang melakukan evakuasi
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Polri, TNI,
Pemkab Sukabumi, BNPB, Basarnas, PMI, Pramuka dan seluruh pihak yang
membantu penanaganan di lapangan," katanya.
Mensos juga mengapresiasi rasa
kebersamaan, gotong royong dan keikhlasan warga sekitar yang dengan
tulus menampung warga tersampak longsor, memberikan pakaian dan makanan
yang layak kepada warga.
"Ada nilai yang positif yang bisa kita
ambil dari penduduk Sukabumi khsusunya di desa Sirnaresmi bahwa kita
temukan semangat dan nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang masih sangat
tinggi. Keluarga yang kehilangan rumah tidak mengungsi di tenda-tenda
tapi diterima dengan tangan terbuka oleh warga lain yang tidak terkena
longsor. Diberikan tempat tinggal dan makanan. Itu menunjukkan semangat
setia kawan sosial masih sangat tinggi. Itu yg hrs kita pelihara,"
terangnya.
Seperti diketahui telah terjadi
bencana tanah longsordi Kampung Garehoy Cimapag Desa Sirnaresmi
Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi pada hari Senin, 31 Desember 2018
pada pukul 17.00 WIB. Tanah Longsor ini terjadi akibat hujan yang terus
mengguyur dalam seminggu terakhir di kawasan ini mengakibatkan tanah
labil dan bergerak.
Warga di kampung ini sebanyak 101
jiwa/101 KK. Akibat bencana ini sebanyak 28 unit rumah tertimbun, 13
jiwa meninggal dunia, 3 jiwa mengalami luka berat dan dirawat di RSUD
Palabuhan Ratu. Diperkirakan sebanyak 21 jiwa hilang dan dalam proses
pencarian. Sedangkan jumlah pengungsi saat ini sebanyak 61 jiwa berada
di rumah-rumah keluarga atau kerabat.
Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial Harry Hikmat mengatakan sejumlah upaya telah dilakukan
yakni berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Tagana Provinsi Jawa Barat
serta Kabupaten Sukabumi tentang aktivitas penanganan warga terdampak,
menerjunkan Tagana Kabupaten Sukabumi sebanyak 15 orang dan 3 unit motor
dapur umum lapangan, melakukan pendataan korban meninggal sekaligus
melakukan verifikasi dan validasi ahli waris.
“Tagana Kabupaten Sukabumi mendirikan
dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban yang selamat dan tim
SAR gabungan. Tagana juga melakukan pendampingan bagi keluarga korban
agar tidak menjadi kesedihan yang berkepanjangan,” terang Dirjen.
Bantuan pemerintah juga sudah
disalurkan kepada warga terdampak bencana longsor berupa paket
perlengkapan pribadi untuk laki-laki dan perempuan, paket perlengkapan
alat mandi, bantuan makanan, sembako dan selimut. Total bantuan logistik
tahap pertama adalah Rp47.564.400.
“Total bantuan dari pemerintah berupa logistik dan santunan adalah Rp242.564.400,” kata Dirjen.
Ditambahkan Dirjen Harry pihaknya
telah mengintruksikan kepada Pendamping PKH untuk mendata korban selamat
yang merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
“Biasanya yang sering terjadi ketika
ada bencana, mereka kehilangan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) karena
rumah mereka tertimbun longsor. Jadi sekarang pendataan sudah dimulai
dan mudah-mudahan bansos PKH untuk mereka bisa cepat dicairkan,"
katanya.