Jakarta, 15 Juli 2019 - Wamenlu RI mendorong komunitas bisnis Indonesia dan negara-negara EFTA untuk meningkatkan interaksinya, terutama bagi pelaku bisnis Indonesia untuk memanfaatkan potensi pasar non tradisional Eropa. Hal ini merupakan salah satu dari tiga prioritas utama dalam mewujudkan Indonesia-EFTA CEPA seperti disampaikan Wamenlu RI dalam pembukaan Indonesia-EFTA Business Forum yang mempertemukan 45 pengusaha dari negara-negara European Free Trade Association (EFTA) yaitu Swiss, Norwegia, Liechtenstein dan Islandia dengan 75 pengusaha Indonesia.
Prioritas lainnya
adalah menciptakan alur komunikasi yang terbuka dan efektif antara
pemerintah dan swasta. Hal ini diperlukan untuk menciptakan sinergi
antara pemerintah dan swasta dalam rangka fasilitasi perdagangan luar
negeri dalam volume yang tinggi.
Wamenlu
RI juga menggarisbawahi pentingnya pengusaha Indonesia untuk membawa
identitas Indonesia yang kuat dalam produk-produk yang masuk ke
negara-negara EFTA. Pengusaha Indonesia harus dapat menciptakan suatu 'nation branding' yang kuat, yang dapat dengan mudah diasosiasikan dengan Indonesia.
Dalam
kesempatan ini, Wamenlu RI juga mendorong negara-negara EFTA untuk
terus berinvestasi di Indonesia, utamanya dengan situasi politik
indonesia yang semakin stabil dan didukung dengan pembangunan
infrastruktur yang menyeluruh.
Wamenlu
Fachir juga menggarisbawahi kecenderungan peningkatan volume
perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA yang harus terus
ditingkatkan. Oleh karena itu, Forum Bisnis ini diharapkan dapat
menciptakan momentum yang semakin mendorong terciptanya peningkatan
pedagangan berimbang antara kedua pihak.
Forum
bisnis diselenggarakan dalam bentuk diskusi yang menghadirkan pembicara
dari kalangan pemerintah dan swasta dari Indonesia dan negara-negara
EFTA. Terbagi dalam dua sesi, di mana sesi pertama menghadirkan
pembicara dari kalangan pemerintah, yaitu Direktur Perundingan
Bilateral, Kementerian Perdagangan RI, Ni Made Ayu Marthini, Ketua Tim
Negosiator Indonesia pada EFTA CEPA, Duta Besar Soemadi D.M.
Brotodiningrat, Ketua Departemen Ekonomi Bilateral Kementerian Ekonomi
Swiss, Erwin Bollinger dan Duta Besar Norwegia untuk Idonesia, Duta
Besar Vegard Kaale.
Sementara sesi
ke-dua menitikberatkan pembahasan dari sudut pandang kalangan bisnis,
yang menghadirkan pembicara-pembicara dari kalangan pengusaha, yaitu
Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, Wakil Ketua Kadin
Indonesia, Shinta W. Kamdani, Kepala Innovation Norway di Jakarta,
Fredrik Bjerke Abdelmaguid, Sekretaris Kadin Swiss, Marc Engelhard,
serta perwakilan eksportir Indonesia yang sudah menembus pasar EFTA,
Anton Santoso dari STI Precision.
Indonesia-EFTA
Business Forum diselenggarakan oleh Direkrorat Eropa II Kementerian
Luar Negeri dengan berkerja sama dengan Kementerian Perdagangan, KADIN,
dan Kementerian Ekonomi Swiss. Perusahaan-perusahaan besar seperti
Norwegian Business Council, Economiesuisse/SwissHub, dan STI Company
turut menjadi panelis dalam forum bisnis ini.
Pada 16 Desember 2018, Indonesia telah resmi menandatangani perjanjian dagang dengan EFTA (IE-CEPA). Indonesia-EFTA Business Forum
ini diselenggarakan untuk dapat meningkatkan pemahaman mengenai peluang
dan manfaat dari IE-CEPA bagi para pelaku usaha untuk memanfaatkan
pasar EFTA dalam rangka meningkatkan perdagangan dan investasi antara
Indonesia dan negara-negara EFTA.
Dengan
IE-CEPA diharapkan produk-produk unggulan Indonesia seperti kelapa
sawit, ikan, emas, kopi, alas kaki, mainan, tekstil, peralatan listrik
dan ban kendaraan bermotor mendapatkan peluang lebih baik untuk bersaing
di pasar EFTA. Bagi Indonesia, negara anggota EFTA memiliki potensi
besar sebagai sumber investasi utama khususnya dalam hal teknologi
tinggi dan kesehatan dan juga perbankan dan telekomunikasi. Sumber : https://kemlu.go.id/portal/id/read/459/berita/gali-potensi-pasar-swiss-norwegia-liechtenstein-dan-islandia-dalam-indonesia-efta-business-forum