SEMARANG – Ketersediaan air bersih menjadi salah
satu persoalan yang dihadapi oleh warga Desa Kemujan, Karimunjawa.
Masalah konkret yang dialami masyarakat itu menjadi tantangan bagi 25
mahasiswa Universitas Diponegoro yang bergabung dalam Tim Ekspedisi
Nusantara Jaya 2019, untuk membantu mengatasi persoalan melalui
program-program KKN tematik mereka.
“Kalau di sana air bersih ketersediaannya sedikit, terlebih saat
musim kemarau. Mereka harus jalan jauh dulu untuk mendapatkan air atau
membeli tandon, sedangkan harga tandon dirasa mahal untuk warga desa,”
ungkap Koordinator Departemen Oseanografi Tim Ekspedisi Nusantara Jaya
2019/KKN Tematik Undip Tahun 2019, Indah Lestari, saat beraudiensi
dengan wakil gubernur di ruang kerjanya, Selasa (16/7/2019).
Mahasiswi Oseanografi Undip itu menjelaskan, untuk mengatasi
persoalan tersebut, dia dan rekan-rekan KKN-nya membantu menyusun
proposal yang ditujukan kepada PDAM. Mereka dan dosen oseanografi juga
tengah melakukan survei untuk melakukan uji coba penyulingan air laut
menjadi air tawar (desalinasi).
“Kebetulan dosen kami menawarkan sambil berjalannya KKN tematik ini
untuk melakukan survei. Beliau memiliki teknologi penyulingan air laut,”
ujarnya.
Ditambahkan, beberapa program KKN tematik yang digagasnya bersama
rekan-rekan antara lain program “1001 Buku, 1001 Senyuman Anak Kemujan”,
perbaikan sekolah, dan memungut sampah di wilayah pesisir dan dasar
laut. Program di bidang pendidikan, seperti program “1001 Buku, 1001
Senyuman Anak Kemujan” digagas karena anak-anak di desa tersebut masih
kekurangan buku bacaan. Sementara itu, program memungut sampah merupakan
wujud nyata kepedulian mereka terhadap sampah yang mencemari wilayah
pesisir, bahkan mengancam ekosistem laut.
“Desa Kemujan menjadi tujuan wisata di mana sampah juga menjadi
masalah yang perlu diwaspadai. Kami punya program pungut sampah setiap
hari. Puncak programnya adalah under water coastal clean up. Kita membersihkan sampah di pesisir dan dalam laut untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di dasar,” lanjutnya.
Senada dengan Indah, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen
berpendapat, teknologi penyulingan air laut perlu dikembangkan secara
optimal mengingat sebagian daerah di Jawa Tengah merupakan wilayah
pesisir. Gus Yasin, sapaan akrabnya menjelaskan, saat ini penyuplai
teknologi mutakhir penyulingan air laut justru berasal dari luar negeri.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap, ke depan teknologi penyulingan air
laut yang aplikatif lahir sebagai karya anak bangsa yang pantas
dibanggakan.
“Teknologi penyulingan air laut perlu dikembangkan. Karena memang
kita tinggal di daerah pesisir dan itu kebutuhan primer. Paling tidak
teknologi itu bisa bermanfaat untuk beberapa kepala keluarga. Bagaimana
membuat alat secara mandiri dari anak bangsa, sehingga bisa kita dorong
pengembangannya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Ekspedisi Nusantara Jaya merupakan program yang
diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang
melibatkan 1.000 mahasiswa dari seluruh penjuru Tanah Air. Program
tersebut dilaksanakan pada 12 Juli hingga 6 Agustus mendatang dengan
mengikutsertakan mahasiswa dari 40 perguruan tinggi.
Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/tim-ekspedisi-nusantara-jaya-bantu-atasi-masalah-air-bersih/