Manggarai Barat, Kominfo - Direktur
Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Ismail mengingatkan program prioritas
Presiden tidak akan bisa berjalan tanpa adanya dukungan broadband.
“Broadband
everywhere. Program prioritas Presiden semua butuh broadband, tidak ada
program prioritas Presiden yang bisa dijalankan kalau broadband-nya
tidak ada,” demikian paparan Dirjen SDPPI dalam Rapat Kerja Kementerian
Kominfo, di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/3/2020).
Dirjen
Ismail menjelaskan syarat menuju broadband everywhere sesuai dengan apa
yang dibayangkan masyarakat terhadap infrastruktur. Pertama,
availability, yakni tersedia dimana-mana. Kedua, quality, kualitas
bandwidth yang mendukung era video transformation. Ketiga, affordability
atau harga yang terjangkau.
Menurut Ismail, untuk menjawab dan
memfasilitasi kebutuhan masyarakat, fungsi Kementerian Kominfo harus
bisa membantu, kalaupun tidak bisa secara langsung seratus persen,
arahkan pada ketiga hal tersebut. Fungsi sebagai regulator tidak banyak
lagi mengatur dan menekan. Jadi produk regulasi ke depan harus peraturan
yang membantu menghindarkan masalah bagi operator. “Infrastruktur
dibangun oleh operator telekomunikasi. Kalau kita tidak bisa bantu,
jangan ganggu,” tegasnya.
Ditjen SDPPI, lanjutnya, juga sedang
berupaya mengubah budaya dari penindakan ke arah pencegahan. Lembaga ini
terus berusaha untuk melakukan moderisasi peralatan untuk penumbuhan
efektivitas dalam konteks melakukan pengontrolan dan pelayanan publik.
Selain
urusan spektrum frekuensi, ada pekerjaan terkait perangkat
telekomunikasi. Di antaranya kesepakatan tiga menteri tentang pengawasan
telepon seluler illegal dengan regulasi International Mobile Equipment
Identification (IMEI) yang akan efektif berlaku 18 April 2020.
“Perangkat itu penting, karena melekat pada masyarakat, langsung
digunakan, bisa berpengaruh terhadap kesehatan,” kata Ismail.
Pada
dasarnya, Kementerian Kominfo mendukung kerja kementerian lain agar
tidak terjadi banjir perangkat selundupan di black market. Industri
dalam negeri juga terbantu, karena investasi besar di Indonesia sudah
memiliki kebijakan untuk mensyaratkan tingkat komponen dalam negeri
(TKDN) dalam produksinya.
Lebih lanjut, Dirjen SDPPI juga
menyampaikan bagaimana pihaknya melakukan pendekatan kepada industri
dalam negeri agar bisnis mereka benar-benar memanfaatkan teknologi
digital. Menuju negara digital, bangsa ini harus unggul memanfaatkan
digital untuk melanjutkan proses bisnisnya. “Nah, SDPPI membangun
berbagai macam program bersama untuk IoT Make Creations. Kemkominfo
perlu hadir menjadi akselerator dan fasilitator agar infrastruktur yang
dibangun itu termanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Raker dibuka
oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti.
Hadir Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef A Nae Soi
memberikan ucapan selamat datang kepada para peserta. Sedangkan peserta
raker adalah Dirjen SDPPI Ismail, Dirjen Perangkat Pos dan Informatika
(PPI) Ahmad M Ramli, Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Semuel
Abrijani Pangerapan, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Widodo
Muktiyo, Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Balitbang SDM) Basuki Yusuf Iskandar, Inspektur Jenderal Doddy Setiadi
dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Dan Informasi
(BAKTI) Anang Latif.
Hadir juga Staf Ahli Menteri Kominfo Hendri
Subiakto, Zulfan Lindan, JH Philip M Gobang, dan Dedy Permadi, serta
empat tenaga ahli Menteri Kominfo, yaitu Lathifa M Anshori, Walbertus
Natalius Wisang, Hilarius Gudi Batta, dan Primus Latu Batubara. Peserta
raker lainnya adalah para pejabat eselon II di lingkungan Kementerian
Kominfo.
Sumber : https://www.kominfo.go.id/content/detail/24852/dukung-program-prioritas-presiden-dengan-broadband-everywhere/0/berita_satker