SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
mengunjungi sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Kota Semarang untuk
menengok kondisi para santri yang tidak mudik, Selasa (19/5/2020).
Kepada para santri Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Ponpes
Raudlatut Thalibin Tugurejo Mangkang Semarang, Ganjar juga memberikan
bantuan sembako.
"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini.
Sebab menurut informasi dari Biro Kesra saya, dari Kemenag dan Baznas,
bahwa ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif saat ini, dengan 23.914
santri yang tidak mudik," kata Ganjar.
Menurutnya, setelah beberapa waktu lalu ia rutin berkeliling menengok
para mahasiswa dari luar daerah, kali ini giliran dirinya menengok
santri di pondok pesantren. Ternyata, banyak santri yang dikunjunginya
juga berstatus mahasiswa dari luar daerah.
"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar Jawa
ada. Bahkan tadi ada yang dari luar negeri, dari Somalia dan Thailand.
Alhamdulillah mereka semuanya sehat-sehat saja," terangnya.
Bantuan yang diberikan lanjut Ganjar tidaklah seberapa. Namun dengan
bantuan itu, diharapkan para santri bisa tenang menjalani hidup selama
tidak mudik ini.
"Ini cerita kemanusiaan saja, kalau bisa kita bantu, mereka bisa
tenang belajar. Mereka juga bisa mengabarkan pada orang tua, bahwa
ananda baik-baik saja, bisa sekolah, ngaji dan nyantri dengan tenang.
Kalau semua tenang, semua bahagia, maka imun akan meningkat,"
pungkasnya.
Pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan, Imam Taufiq mengatakan,
sejak wabah covid-19 melanda, pihaknya memberikan dua pilihan pada
santri. Pertama, santri boleh pulang kampung tapi tidak boleh kembali
sampai kondisi membaik, kedua, tetap tinggal di pondok dan mengikuti
kegiatan mengaji seperti biasanya.
"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetep di pondok dan ngaji," kata Imam.
Imam sangat berterimakasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan
Ganjar kepada para santri. Ia berdoa semoga wabah ini segera berakhir
dan kehidupan berjalan dengan normal.
Sebelumnya, Rabu (13/5/2020) lalu, Pemprov Jateng bersama Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) Jateng menyalurkan bantuan sebesar Rp 2,3 miliar
untuk para santri yang tidak mudik.
Mahasiswa Somalia dan Thailand
Selain para santri, Ganjar juga memberikan bantuan kepada sejumlah mahasiswa asing asal Somalia dan Thailand, yang tengah
kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Meski
kegiatan kampus diliburkan dan mahasiswa lain sudah pulang, namun mereka
terpaksa bertahan karena berbagai alasan.
Saat menengok 28 mahasiswa asing yang tinggal di Wisma Mahasiswa
Kampus UIN Walisongo, Ganjar membawa bantuan berupa paket sembako.
Keceriaan terjadi saat Ganjar berdialog dengan para mahasiswa. Meski
belum lama tinggal di Semarang, namun beberapa sudah fasih berbahasa
Indonesia dan sedikit menguasai Bahasa Jawa.
Hal itu terlihat saat Ganjar berdialog dengan Fattah, mahasiswa asal
Somalia. Kepada Ganjar, Fattah mengucapkan terima kasih atas bantuan
yang diberikan dengan bahasa Jawa.
"Matur nuwun bantuannya, Bapak," ucapnya sambil terbata.
Hal itu langsung membuat Ganjar tertawa. Ia kemudian penasaran dengan
kemampuan bahasa Jawa Fattah dan menanyakan beberapa kosakata lainnya.
"Saya tahunya iki (ini), iku (itu) dan matur nuwun (terima kasih) saja, Pak. Lainnya belum," jawab Fattah disambut tawa Ganjar.
Kepada para mahasiswa luar negeri itu, Ganjar berpesan untuk tetap
tinggal di kampus dan tidak pulang. Kesempatan ini bisa digunakan untuk
belajar lebih ekstra.
Ganjar juga meminta mahasiswa untuk rajin berkabar dengan orang tua
dan keluarga di negaranya masing-masing. Kabar baik harus diberikan agar
semua tenang.
"Saya hanya ingin memastikan semua sehat dan baik-baik saja. Kami
dari pemerintah ingin berusaha membantu para mahasiswa dari suku apapun,
bangsa dan negara apapun kami upayakan untuk kami tolong agar mereka
bisa belajar dengan baik di sini. Nggak usah pulang ya, disini saja
belajar yang giat. Semangat terus, belajar terus," kata Ganjar.
Salah satu mahasiswa asal Thailand, Wal'asri mengatakan, wabah
covid-19 membuat ia dan kawan-kawannya tidak bisa pulang. Sementara
kiriman uang dari rumah juga sudah tersendat.
"Bapak ibu saya petani, biasanya kirim uang Rp1 juta perbulan.
Sekarang karena kondisi ini, sudah kesulitan," kata mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang ini.
Wal'asri sangat senang dikunjungi Gubernur Jawa Tengah. Kunjungan dan
bantuan yang diberikan kepadanya dan teman-temannya itu sangatlah
berarti.
"Ini luar biasa bagi kami, karena kami memang membutuhkan ini. Saya
sebagai anak asing, tinggal di negara asing yakni Indonesia, masih
diperhatikan. Kalau seperti ini, saya sangat suka dan banyak mengucapkan
terima kasih pada Pak Gubernur," kata Wal'asri.
Sumber : https://humas.jatengprov.go.id/detail_berita_gubernur?id=4322