#PILKADA SERENTAK 2024 MENUJU Pemungutan Suara PILKADA Serentak 2024 #BALON GUBERNUR JATENG PEMILU 2024 #TAHAPAN BALON BUPATI KABUPATEN PATI  PEMILU 2024 #borobudur marathon 2024

Cari Blog Ini

Kamis, 28 Mei 2020

Kemenparekraf Canangkan Peralihan dari ‘Quantity’ ke ‘Quality Tourism’ Sebelum Covid-19


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mencanangkan shifting dari quantity tourism ke quality tourism sebelum terjadinya pandemi Covid-19 ini.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Parekraf Wishnutama, saat memberikan keterangan usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas), Kamis (28/5).
“Begitu juga dengan faktor-faktor misalnya kebersihan, kesehatan, dan keselamatan dan ini sudah dipersiapkan sebelum Covid-19 ini,” ujar Menparekraf.
Lebih lanjut, Menparekraf sampaikan bahwa persiapan sektor pariwisata untuk memasuki era new normal dilakukan berbagai macam tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh destinasi wisata tersebut.
“Tentu syaratnya destinasi wisata tersebut harus kondisi Covid-19-nya sudah membaik dengan berbagai macam parameter-parameter yang sudah disiapkan, sehingga nantinya tahapan-tahapan ini bisa kita lakukan,” imbuh Menparekraf.
Yang pertama disiapkan, menurut Menparekraf, ialah Standard Operating Procedure (SOP). 
“SOP yang akan diterapkan di sektor pariwisata akan disiapkan berbagai macam bidang. SOP tersebut itu banyak kaitannya, misalnya di hotel, restoran dan lain-lain yang akan diterapkan, termasuk sampai berbagai macam bidang di pariwisata maupun yang di ekonomi kreatif,” terang Menparekraf.
Setelah mendapatkan SOP tersebut, Menparekraf sampaikan harus melakukan simulasi terhadap SOP-SOP tersebut.
“Setelah simulasi itu sudah dilakukan, kita melakukan yang namanya sosialisasi terhadap SOP tersebut. Lalu setelah simulasi, sosialisasi, itu kita memasuki masa namanya uji coba,” kata Wishnutama.
Menurut Menparekraf, nantinya Pemerintah akan memprioritaskan daerah-daerah yang sudah siap karena itu adalah salah satu faktor yang sangat penting.
“Oleh karena itu, kita juga sudah koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang kira-kira nantinya akan siap dalam beberapa waktu ke depan untuk melakukan tahapan-tahapan ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tren pariwisata ke depan memang akan ada perubahan di era new normal ini.
Beberapa hal yang menjadi concern yang sangat, menurut Menparekraf, terutama adalah faktor kebersihan, kesehatan dan keselamatan atau biasa disebut clean, health, and safety (CHS).
“Itu adalah hal yang sangat penting yang sedang kita persiapkan. Selain CHSquality tourism juga menjadi salah satu faktor yang penting pada era new normal,” imbuhnya.
Tentunya setelah melihat kondisi Covid-19 dan new normal nanti, Menparekraf sampaikan kebutuhan ini memang lebih diperlukan pada saat era new normal nanti ke depannya.
“Presiden menyampaikan bahwa persiapan-persiapan ini harus dilakukan dengan teliti, dengan detail, dengan masing-masing kepala daerah yang terkait nantinya, dengan penuh kehati-hatian,” tandas Menparekraf.
Faktor kehati-hatian ini, menurut Menparekraf, menjadi sangat strategis dengan pengawasan dan pengendalian protokol yang sangat ketat.
Pemerintah, tambah Wishnutama, dalam masa ini juga tetap mempersiapkan infrastruktur destinasi, pariwisata, airport, pelabuhan, dan lain-lain.
Termasuk, lanjut Menparekraf, sampai ke desa wisata dan kesiapan di sektor ekonomi kreatif untuk mendukung keberhasilan pariwisata. 
Tentunya, sambung Menparekraf, pada akhirnya nanti, Pemerintah akan fokus ke wisatawan domestik dulu.
“Kita sudah melakukan koordinasi yang sangat intensif dengan berbagai macam wilayah di Indonesia untuk persiapan tahapan-tahapan protokol yang tadi saya sebutkan di atas,” pungkas Menparekraf. 




__________________________________________________________________________________

Menparekraf: Perlu Persiapan Matang Agar Pariwisata Bisa Lebih Kompetitif di Tatanan Normal Baru

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama, menyampaikan sebagai sektor paling terdampak, pariwisata perlu dipersiapkan matang agar bisa lebih kompetitif di era new normal dengan berbagai macam kebutuhan baru.
Lebih lanjut, Menparekraf menyampaikan memang sektor pariwisata termasuk yang paling terdampak karena Covid-19 namun data persisnya masih menunggu hasil laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS). 
Waktu persiapan tahapan-tahapan yang diperlukan, menurut Wishnutama, kembali tergantung pada daerah masing-masing.
“Ada daerah yang betul-betul sudah siap dengan detail segala sesuatunya dan tentunya itu menjadi salah satu tolok ukur kita juga. Tetapi sekali lagi, ini kan sebuah persiapan,” ujar Menparekraf menjelaskan kepada wartawan usai Rapat Terbatas (Ratas), Kamis (28/5). 
Kurang lebih pada saat nanti dinyatakan bisa di satu daerah, menurut Menparekraf, itu berarti semua harus melalui tahapan tersebut.
Kalau saya sih hitung-hitung sederhana, persiapan pelaksanaan tahapan-tahapan itu kurang lebih 1 bulan dari hari dikatakan daerah “Oke, daerah ini kita rencanakan untuk dibuka”,” kata Menparekraf.
Bukan 1 bulan dari sekarang, lanjut Menparekraf, tetapi 1 bulan kurang lebih daripada saat ditentukan daerah tersebut bisa dibuka.
Pada kesempatan itu, Menparekraf jelaskan bukan hanya wisata alam yang dipersiapkan karena berbagai macam yang harus disiapkan di sektor pariwisata.
Ia menambahkan ada dari restoran, hotel, berbagai macam jenis wisata dan lain sebagainya yang terkait dengan hal itu.
“ni semua sudah kita persiapkan dan kita dalam tahap sinkronisasi dan harmonisasi dengan K/L lain maupun dengan Gugus Tugas. Sekali lagi, ini harus kita koordinasikan dengan Gugus Tugas karena itu sangat penting,” jelas Menparekraf.
Untuk komunikasi dengan Garuda, Wishnutama mengaku telah berkoordinasi untuk mempersiapkan berbagai macam paket-paket, termasuk dengan hotel-hotel juga, wisata nantinya dengan harga yang sangat menarik. 
Di era Pandemi COVID-19 ini, menurut Menparekraf, era digitalisasi sektor ekonomi kreatif terakselerasi jauh lebih cepat daripada yang seharusnya. 
Oleh karena itu, Menparekraf melihat potensi era digital ini juga ada pada sektor terutama bagian promosinya, bagaimana melakukan promosi.
“Ke depan fokus kita memang promosi itu banyak melibatkan platform atau melalui digital, Karena itu akan lebih efektif karena bisa lebih spesifik,” kata Menparekraf.
Misalnya, lanjut Menparekraf, wisata alamitu juga bisa lebih spesifik target marketnya.
Untuk yang suka wisata alam, yang suka diving, yang suka pantai, menurut Menparekraf, nanti strategi promosi lebih ke arah seperti itu.
Presiden, menurut Menparekraf juga sudah pernah menyampaikan, kalau misalnya ada penambahan kasus positif Covid-19-nya naik lagi ya diberhentikan lagi dan kalau ada yang melanggar Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan Pemda.
“Jangan sampai ada yang melanggar. Ini harus disiplin sekali menurut saya. Pelaksanaan SOP ini atau protokol ini harus betul-betul disiplin. Dari airport-nya, dari hotelnya, dari segala macam,” imbuhnya.
Ini tentunya, sambung Menparekraf  harus punya konsekuensi yang tinggi, kalau perlu misalnya izinnya dicabut kalau melanggar/tidak mematuhi protokol kesehatan yang kita tetapkan. 
Diakui Menparekraf, memang segala sesuatu harus disiapkan betul dengan detail, dengan hati-hati, seperti yang Presiden sampaikan agar jangan terburu-buru.
Tentunya perlu tahapan-tahapan, tambah Menparekraf, yang harus betul-betul dilalui, diperhatikan, di-review tahapan-tahapan tersebut sehingga saatnya nanti dibuka atau mulai buka secara bertahap, confidence-nya ada.
“Itu salah satu bagian daripada strategi promosi kita, bagaimana kita gaining confidence. Kurang lebih demikian,” pungkas Menparekraf.