Bogor - Dalam perang melawan penyebaran Covid-19,
semua pihak harus bersatu. Saling dukung. Jangan kemudian saling
salahkan. Semuanya, baik itu Pemerintah Pusat dan daerah, saling belajar
dari pengalaman negara lain, apa kelebihan yang bisa diambil dan
kekurangan yang bisa dipelajari.
Demikian ditekan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian,
saat memberi arahan dalam pertemuannya dengan Bupati Bogor, Ade Yasin
dan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto di komplek kantor Bupati Bogor,
di Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020). Mendagri sendiri datang ke
Bogor dalam rangka kunjungan kerja untuk menguatkan koordinasi dalam
penanganan dan penanggulangan Covid-19. Dalam pertemuan itu juga hadir
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudi Susmanto, Danrem 061 Surya Kencana,
Brigjen TNI Agus Subiyanto, perwakilan Danlanud Atang Senjaya (ATS)
Kadisops ATS, Kolonel PNB. Agni Prayogo, Dandim 0621 Kabupaten Bogor,
Letkol Sukur Hermanto, Kapolres Bogor, AKBP Roland Ronaldy, Ketua
Pengadilan Negeri Cibinong, Irfanudin, Kajari Kabupaten Bogor, Munaji,
Sekda Kabupaten Bogor, Burhanudin, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang
Trisnanto, Dandim Kota Bogor, Kolonel Arm. Teguh Cahyadi, Kapolresta
Bogor, Kombes Pol. Hendri Fiuser, Kajari Kota Bogor, Bambang Sutrisna,
Ketua Pengadilan Negeri, Ridwan dan Sekda Kota Bogor, Bapak Ade Sarip
Hidayat.
Selain itu, pertemuan juga dihadiri para Kepala OPD se-Kabupaten
Bogor, para Camat se-Kabupaten Bogor dan para Ketua Majelis Agama
se-Kabupaten Bogor. Sementara pejabat Kementerian Dalam Negeri yang ikut
hadir mendampingi Mendagri adalah Dirjen Otonomi Daerah, Akmal Malik,
Plt. Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Bahtiar, PIt. Dirjen Bina
Administrasi Kewilayahan, Safrizal ZA, Plt. Dirjen Bina Keuangan Daerah,
Moch Ardian, dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Marisi Parulian.
" Ada dua hal yang ingin saya sampaikan, tekankan, dalam konteks saya
menyampaikan pandemik terluas di dunia dan wabah terluas di Indonesia.
Artinya apa? Ini barang baru, sesuatu yang baru bagi dunia, maka tidak
ada negara yang betul-betul siap menghadapi ini,"kata Mendagri.
Semua negara yang terjangkit Covid-19, menurut Tito, saling belajar.
Bahkan negara yang paling jago pun seperti Amerika Serikat, atau
Italia, Spanyol, Inggris, Jerman dan Perancis di daratan Eropa juga
jadi korban. Tidak hanya itu, korban yang terjangkit Covid-19 atau yang
meninggal di negara-negara tersebut jauh lebih banyak daripada
Indonesia.
" Nah kita belajar dari semua negara, belajar satu sama lain dari
keberhasilan dan juga dari kegagalan. Karena semua mencari format. Dan
yang kedua, kita juga sekali lagi karena ini wabah terluas dalam
sejarah Indonesia modern semenjak 1945, semua provinsi saling belajar
satu sama lain. Jadi saya pikir kita tidak perlu saling menyalahkan
satu sama lain. Tapi kita belajar dari negara lain, kita belajar dari
daerah lain, belajar dari keberhasilan mereka, dan belajar dari
kekurangberhasilannya mereka, kok bisa naik terus? Ada apa? Kok yang itu
bisa turun, kenapa? Kok Bali bisa turun," tutur Mendagri.
Tidak lupa Mendagri juga mengingatkan, bahwa krisis kesehatan akibat
Covid-19 ini bisa mengarah kepada krisis multidimensi. Dari krisis
kesehatan bisa menjadi krisis kemanusiaaan karena banyak yang meninggal.
Dan ini juga berdampak kepada krisis keuangan.
" Kita tahu karena pembatasan-pembatasan yang terjadi, hotel- hotel,
pariwisata banyak yang. Pabrik-pabrik tutup. Semua kgiatan melamban. Ini
memberikan pukulan semua negara. Pertumbuhan ekonomi semua jatuh,
semua. Bahkan sudah ada yang minus, kita masih 2 koma sekian per hari
ini, " katanya.
Sektor keuangan pun, lanjut Tito mengalami pukulan berat. Pemerintah
pusat, keuangannya terpukul, karena pendapatan negara berkurang drastis.
Pendapatan lebih kecil. Sementara belanja besar. Maka defisit tak bisa
dihindari.
" Nah di pusat yang terjadi dengan adanya krisis ini pendapatan jelas
berkurang. Pendapatan kita nomor satu dari sawit, nomor 2 dari
pariwisata , tiga dari batubara, baru yang lain-lain. Ini semua jatuh,
itu diperkirakan hampir 400 triliun dari asumsi yang diharapkan awal
tahun, dan ini berpengaruh. Semua kami dipotong, kami, Kemendagri dari 3
triliun dipotong 1 triliun, sudah. Tapi saya sampaikan kepada
teman-teman jangan mengeluh. Ini semua keadaan baru, semua terpukul,"
ujarnya.
Sumber : https://kemendagri.go.id/berita/baca/27743/perangi-covid-19-mendagri-ingatkan-jangan-saling-salahkan