Cari Blog Ini

Kamis, 03 Juli 2025

Kementerian Ekraf Optimistis Ekonomi Kreatif Bangkit Lewat Literasi Bisnis Terintegrasi

 


Jakarta,  – Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) melalui kolaborasi dengan Bank Mandiri dan OJK memperkuat literasi bisnis 70 pegiat ekraf di Depok, Kamis, 3 Juli 2025. Program ini menjadi bagian dari strategi akselerasi penguatan ekosistem ekonomi kreatif di daerah, termasuk bantuan pendanaan.

“Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas pegiat ekraf dalam manajemen usaha dan kesiapan pembiayaan, sekaligus mendorong adopsi teknologi serta digitalisasi untuk menjangkau seluruh proses bisnis,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi dalam sambutan acara.

Sebelumnya kegiatan serupa juga diselenggarakan pada Juni di Bekasi dan Surabaya. Kali ini, kegiatan Literasi Bisnis telah terselenggara atas kolaborasi dengan OJK, Bank Mandiri, Pemerintah Kota Depok, Ditjen Pajak Kemenkeu, dan Prodi Bisnis Kreatif Universitas Indonesia (UI). Para peserta yang ikut kegiatan ini mampu memperkuat pemahaman tentang pengelolaan usaha, akses pembiayaan, dan mitigasi risiko usaha di era digital.

Selain itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang mewakili Pemerintah Kota Depok, Mohammad Fitriawan menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Depok selalu memperkuat sinergi dengan Pemprov Jabar, Kementerian Ekraf, OJK, Perbankan, dan perguruan tinggi untuk mendampingi para pegiat ekonomi kreatif dan UMKM.

“Pencapaian Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat lokal seperti kelurahan, keluarga, dan pegiat usaha yang mandiri dan tangguh,” ucap Fitriawan.

Ada dua sesi _talkshow_ yang dihadirkan untuk mendorong pegiat ekraf naik kelas sehingga mampu mendapat modal usaha. Pertama, materi “Pengantar Literasi Bisnis bagi Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif”. Materi ini disampaikan Direktur Pengembangan Akses Pendanaan, Pembiayaan, dan Investasi, Anggara Hayun yang menegaskan bahwa Literasi Bisnis di Kota Depok tidak hanya berhenti pada kegiatan satu hari saja, tetapi ada keberlanjutan kerja sama dengan Bank Mandiri.

“Skema pembiayaan yang tersedia bagi pegiat ekraf yaitu melalui perbankan, teknologi finansial, dana masyarakat, dan modal ventura. Selain itu, kami terus gandeng Bank Mandiri untuk tetap berkolaborasi dalam pendampingan, inkubasi, akses permodalan, pemasaran, dan digitalisasi usaha,” kata Anggara.

Sesi kedua, materi _talkshow_ disampaikan oleh Senior Manager PT. Bank Mandiri Persero, Lukman Hakim yang memberi informasi terkait Dasar-Dasar Wirausaha dan Manajemen Bisnis. Materi selanjutnya juga disampaikan _Assistant Vice President_ Bank Mandiri, Isrul Nasution yang mendukung pembiayaan bagi pegiat usaha melalui pengenalan produk pembiayaan Bank Mandiri (KUM-KUR).

“kiat menjadi wirausaha sukses adalah proaktif, berorientasi prestasi, dan komitmen kepada orang lain,” tegas Lukman Hakim.

Materi lain yang tak kalah penting yaitu topik “Waspada Investasi, Pinjaman Online, Judi Online, serta Sosialisasi Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)”. Topik ini diangkat guna membentengi para pegiat ekonomi kreatif supaya tidak terlilit risiko finansial.

“Topik ini diangkat untuk meningkatkan pemahaman para pegiat ekonomi kreatif terhadap risiko investasi ilegal, jebakan pinjaman online, dan bahaya judi online yang saat ini marak dan berpotensi merugikan masyarakat, khususnya pegiat ekraf,” ungkap Anugrah Sutejo sebagai Asisten Direktur Senior Divisi Perencanaan, Pengembangan, Evaluasi Literasi, dan Edukasi Keuangan, OJK.

Dalam mendukung literasi perpajakan, turut hadir pula Fungsional Penyuluh Pajak Ahli Pertama Dirjen Pajak Kemenkeu, Imaduddin Zauki yang menyampaikan dukungan terhadap korporasi yang ingin memanfaatkan insentif _super tax deduction_ melalui kemudahan administrasi perpajakan.

Selain itu, Ketua Program Studi Bisnis Kreatif UI, Hadining Kusumastuti ikut menyampaikan peran perguruan tinggi dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis Inovasi dan Kekayaan Intelektual. Salah satu poin yang disampaikan adalah pentingnya tiap usaha memiliki kekayaan intelektual dengan cara mendaftarkan merek atau produk usahanya yang bisa dibantu oleh _Creative Lab_ Bisnis Kreatif (Biskre) UI.

Kementerian Ekraf berkomitmen tetap menyuguhkan program-program edukatif dan kolaboratif dengan pendekatan _hexahelix_ demi mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

 

 




 

Sumber : https://ekraf.go.id/news/kementerian-ekraf-optimistis-ekonomi-kreatif-bangkit-lewat-literasi-bisnis-terintegrasi