Total ada 232 desa yang tahun ini melaksanakan pengisian perangkat.
Dari jumlah tersebut, 178 diantaranya dipastikan menggandeng pihak
ketiga. Yakni Unnes dan Undip. Sedangkan 54 desa lainnya tak ikut
bekerjasama dengan dua universitas tersebut dalam seleksi perangkat.
Dari 178 desa itu, 88 diantaranya bekerjasama dengan Undip dengan
jumlah total calon perangkat yang ikut seleksi sebanyak 1.428 orang.
Sedangkan, 90 desa lainnya kerja sama dengan Unnes dengan total peserta
seleksi sebanyak 1.487 orang. Sehingga dari 178 desa itu, ada 2.915
calon perangkat desa yang seleksi di Undip dan Unnes.
Bupati Rembang Abdul Hafidz meminta masyarakat tak tergiur dengan
orang yang menawarkan iming-iming bisa meloloskan karena punya channel
di Undip dan Unnes. Pemkab yakin kedua universitas tersebut mampu
menjaga profesionalitas dan transparansi.
”Kalau ada yang bilang bisa meloloskan, itu omong kosong semua. Kerahasiaan soal bisa dijaga seratus persen, tidak ada kebocoran sedikitpun. Taruhannya nama perguruan tinggi itu sendiri,” jelasnya.
Untuk desa yang tak bekerjasama dengan Undip dan Unnes, pemkab tetap mengawasi pelaksanaan seleksi perangkat. Tim pengawas dari kabupaten dan kecamatan diterjunkan untuk mengawasi.
Hafidz tak menampik ada desa yang bekerjasama dengan pihak ketiga di luar Undip dan Unnes. Itu tak jadi masalah dan pemkab tetap mengawasi pelaksanannya. ”Untuk desa yang mandiri tetap kita pantau,” imbuhnya.
Mahfud, perwakilan tim seleksi dari Undip menekankan bahwa proses seleksi dilaksanakan sesuai regulasi. Pelaksanaan tes dimulai pada 1 Desember hingga 3 Desembar 2017.
Tim membagi pelaksanaan tes untuk beberapa desa. Misalnya pada Jumat (1/12), da sekitar 400 peserta dari dua kecamatan. Mereka akan melaksanakan tiga tahap seleksi dalam sehari. Yakni tes tertulis, kemampuan komputer dan wawancara. Hasilnya juga langsung diketahui hari itu juga.
”Sekitar pukul 16.00 selesai kita ranking dan diserahkan ke panitia desa dengan berita acara. Hasil itu juga ditembuskan ke kecamatan dan bagian tapem,” jelasnya.
”Kalau ada yang bilang bisa meloloskan, itu omong kosong semua. Kerahasiaan soal bisa dijaga seratus persen, tidak ada kebocoran sedikitpun. Taruhannya nama perguruan tinggi itu sendiri,” jelasnya.
Untuk desa yang tak bekerjasama dengan Undip dan Unnes, pemkab tetap mengawasi pelaksanaan seleksi perangkat. Tim pengawas dari kabupaten dan kecamatan diterjunkan untuk mengawasi.
Hafidz tak menampik ada desa yang bekerjasama dengan pihak ketiga di luar Undip dan Unnes. Itu tak jadi masalah dan pemkab tetap mengawasi pelaksanannya. ”Untuk desa yang mandiri tetap kita pantau,” imbuhnya.
Mahfud, perwakilan tim seleksi dari Undip menekankan bahwa proses seleksi dilaksanakan sesuai regulasi. Pelaksanaan tes dimulai pada 1 Desember hingga 3 Desembar 2017.
Tim membagi pelaksanaan tes untuk beberapa desa. Misalnya pada Jumat (1/12), da sekitar 400 peserta dari dua kecamatan. Mereka akan melaksanakan tiga tahap seleksi dalam sehari. Yakni tes tertulis, kemampuan komputer dan wawancara. Hasilnya juga langsung diketahui hari itu juga.
”Sekitar pukul 16.00 selesai kita ranking dan diserahkan ke panitia desa dengan berita acara. Hasil itu juga ditembuskan ke kecamatan dan bagian tapem,” jelasnya.