PATI- Sejumlah kendala sampai sekarang ini dinilai
masih dirasakan dalam penerapan sistem keuangan desa (siskeudes). Upaya
sosialisasi pun terus dilakukan untuk meminimalisasi kendala tersebut.
Camat Pati Kota Sugiono mengatakan, hingga sekarang ini diakuinya masih
ada sedikitnya dua kendala yang dialami oleh para perangkat desa di
wilayahnya.
Seperti halnya terkait aturan yang berubah-ubah
ataupun sosialisasi perolehan dana desa (DD) dan Anggaran Dana Desa
(ADD) dari pemerintah kabupaten ke desa yang agak lama.
“Kami agak
kesulitan di sana. Termasuk dengan mekanisme atau aturan pelaporan
keuangan yang berubah-ubah membuat banyak desa kesulitan,” ujar Sugiono,
kemarin.
Kesulitan itu karena para perangkat desa harus kembali
mempelajari penggunaan sistem baru tersebut, termasuk juga ketika
diberlakukannya pelaporan penggunaan anggaran berbasis daring, sistem
keuangan desa (Siskeudes) oleh pemkab.
Permasalahan itu pun rawan
menyebabkan sejumlah desa di Pati agak terkendala dalam proses pelaporan
keuangan. Agar tak berkelanjutan, pemerintah pun menggelar bimbingan
teknis (bimtek) seperti yang digelar di Balai Desa Blaru, Selasa (27/2).
Sedikitnya
ada 24 desa dan lima kelurahan di Kecamatan Pati yang ikut serta dalam
bimtek tersebut. Direncanakan sosialisasi itu bakal digelar selama satu
hari. “Dengan adanya siskeudes ini mau tak mau operator atau perangkat
desa harus melek teknologi.
Apalagi, Kabupaten Pati sudah
mengaplikasikan e-goverment sebagai bentuk transparansi anggaran kepada
masyarakat,” tambahnya. Dirinya pun mengajak agar pemdes dapat segera
menyesuaikan dengan inovasi baru tersebut.
Terlebih dirinya
melihat siskeudes cukup baik mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes) bisa dimonitor dan diawasi penggunaanya. “Tentu saja
dengan siskeudes bisa mewujudkan transparansi anggaran yang ada di
desa,” tandasnya.
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/detail/36132/Penerapan-Siskeudes-Masih-Temui-Kendala