Ketua RT 8/RW 2 Arifin mengatakan, pihaknya bersama warga
memprotes atas pelaksanaan proyek pengecoran jalan desa yang bersumber
dari dana desa. Hal ini karena hasilnya kurang sesuai standar. ”Bahan
pasir dan koral tidak mau menyatu, karena ada campuran lumpur.
Kondisinya pasirnya kurang bagus. Kami menghentikan pekerjaan dulu
sebelum pasir diganti,” katanya.
Pihaknya mengimbau agar pembangunan disesuaikan sesuai dengan
spek. Selain itu, pembangunan yang menggunakan dana desa senilai sekitar
Rp 100 juta ini, tidak ada papan informasi pengerjaan proyek.
Penjabat
Sementara (PjS) Kepala Desa Bugel Didik Haryadi mengatakan, pihaknya
akan menegur Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan meminta untuk segera
mengganti bahan bangunan yang tidak bagus. Menurutnya tidak ada indikasi
kecurangan. Sedangkan terkait papan informasi pengerjaan proyek, akan
segera dipasang.”Kami sudah tegur suplier untuk menarik bahan bangunan yang tak sesuai spek, agar diganti yang sesuai,” ujarnya.
Sementara itu, adanya persoalan ini kemudian digelar rembuk desa bersama tokoh masyarakat. Di antaranya dihadiri Pjs kepala desa, perangkat desa, camat Godong, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Selain masalah jalan, juga dibahas sekretaris desa yang belum mengembalikan bengkok desa. Padahal dia sudah ditarik, karena statusnya PNS.
Dalam rembuk desa tersebut, Camat Godong Bambang Hariyono mengatakan, pihaknya menyayangkan sikap sekretaris Desa (sekdes) Bugel. Sebab hingga saat ini belum mengembalikan tanah bengkok. Seharusnya setelah sekdes diangkat menjadi PNS, harus mengembalikan bengkok 50 persen. Namun hingga sekarang, hal itu belum dilakukan.
”Sejak diangkat PNS, 50 persen tanah bengkok harus dikembalikan ke desa. Karena Pak Sekdes sudah digaji,” katanya.
Sumber Berita : https://radarkudus.jawapos.com/radarkudus/read/2018/07/18/88526/bahan-tak-sesuai-spek-warga-protes-pengecoran-jalan-desa