JEPARA - Durian petruk yang merupakan varietas asli
Kota Ukir saat ini kian sulit ditemukan. Adapun durian yang banyak
beredar diaku sebagai durian petruk dinilai hanya untuk mendongkrak
nilai jual. Durian petruk sendiri disertifikasi nasional sebagai durian
unggul Jepara pada 1984.
Namun untuk pohon induk tunggal (PIT) saat ini sudah tidak ada. Sebab
pohonnya sudah mati. Edi Sulthon dari Komunitas Maniak Durian
menjelaskan, kebanyakan orang saat ini salah kaprah memahami durian
petruk. Banyak yang mengetahui durian petruk bentuknya agak lonjong dan
tidak beraturan. Bentuk itu diasumsikan dengan bentuk kepala dari tokoh
Petruk dalam dunia pewayangan.
”Namun sebenarnya nama durian petruk berasal dari nama pemiliknya
sendiri. Namanya Pak Petruk dari Randu Sari, Kecamatan Tahunan, Jepara.
Asal tahu saja bentuk buah durian petruk ini bulat seperti telur
terbalik meski juga ada yang agak bulat sedikit atau agak lonjong
sedikit yang jelas bulat bukan lonjong seperti kebanyakan orang klaim.
Bentuk daunnya agak lancip tajuk daunnya lemas bawah daunnya keemasan,”
kata Edi yang beberapa tahun lalu intensif menelusuri keberadaan durian
petruk.
Dalam dunia durian, imbuh dia, bisa disebut durian petruk asli jika
merupakan turunan langsung yang didapat dengan cara vegetatif. Baik
sambung pucuk dan okulasi serta lainnya.
Dengan demikian turunan pertama disebut vegetatif-1 atau V-1. Adapun
turunan yang berasal dari biji ataupun persilangan, tidak diakui sebagai
turunan langsung. Di Jepara, lanjut dia, V-1 dari pohon durian milik
Pak Petruk saat ini tinggal satu.
Pohon itu ada di Desa Krasak, Kecamatan Bangsri. Satu lagi turunan
pertama yang ada di Batealit sudah ditebang oleh pemiliknya. Turunan
Awal Sementara itu, di luar Jepara, ada satu durian petruk turunan awal.
Yakni milik Mohammad Reza Tirtawinata, pemilik Taman Buah Mekarsari
Bogor yang juga Ketua Yayasan Durian Nusantara. Adapun untuk pohon
durian petruk yang asli saat ini, tandas Edi, merupakan turunan di
bawahnya lagi. Itu pun jumlahnya tak banyak dan belum tentu sudah
berbuah. ”Harapan saya turunan langsung durian petruk di Krasak bisa
bertahan.
Sebab saya dengar pohon ini sempat mau dipotong, sayang rasanya.
Paling tidak, dibiakkan sehingga muncul turunan-turunan baru. Durian
petruk sangat melegenda dan sudah terkenal. Teman saya namanya Lindsay
Gasik yang dari Amerika Serikat juga penasaran akan pohon petruk ini,”
tandas Edi yang memiliki pohon durian petruk turunan keempat (V-4) ini.
Sepengetahuannya, di wilayah Gunung Pati Semarang juga banyak pohon
durian petruk. Namun yang dibudidayakan di wilayah tersebut bukan
merupakan turunan asli. Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara Achid Setiawan mengakui jika saat ini
tak banyak pohon durian petruk yang asli. Untuk pohon generasi pertama
bahkan sudah dipastikan tidak ada.
Untuk pohon durian yang saat ini banyak diakui pohon durian petruk,
kebanyakan hasil dari persilangan dan lainnya. Sehingga bukan pohon
asli. ”Kami saat ini punya bibit pohon durian varietas durian petruk.
Ada lima pohon. Lima bibit ini masih disimpan di laboratorium kultur
jaringan. Hal itu untuk dimurnikan dan dikembangbiakkan lebih banyak.
Kita tidak bisa langsung tanam bibit itu sebab untuk bisa mendapatkan
varietas durian petruk asli tidak bisa ditanam di sembarang tempat.
Kalau bibit mati, cari bibit di mana lagi. Sebab sudah jarang,” tandas
Achid.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/103438/durian-petruk-semakin-langka