#PILKADA SERENTAK 2024 MENUJU Pemungutan Suara PILKADA Serentak 2024 #BALON GUBERNUR JATENG PEMILU 2024 #TAHAPAN BALON BUPATI KABUPATEN PATI  PEMILU 2024 #borobudur marathon 2024
#AFC ASIA QUALIFIERS WORLD CUP 2026

Cari Blog Ini

Jumat, 13 Juli 2018

Durian Petruk Semakin Langka

JEPARA - Durian petruk yang merupakan varietas asli Kota Ukir saat ini kian sulit ditemukan. Adapun durian yang banyak beredar diaku sebagai durian petruk dinilai hanya untuk mendongkrak nilai jual. Durian petruk sendiri disertifikasi nasional sebagai durian unggul Jepara pada 1984.
Namun untuk pohon induk tunggal (PIT) saat ini sudah tidak ada. Sebab pohonnya sudah mati. Edi Sulthon dari Komunitas Maniak Durian menjelaskan, kebanyakan orang saat ini salah kaprah memahami durian petruk. Banyak yang mengetahui durian petruk bentuknya agak lonjong dan tidak beraturan. Bentuk itu diasumsikan dengan bentuk kepala dari tokoh Petruk dalam dunia pewayangan.
”Namun sebenarnya nama durian petruk berasal dari nama pemiliknya sendiri. Namanya Pak Petruk dari Randu Sari, Kecamatan Tahunan, Jepara. Asal tahu saja bentuk buah durian petruk ini bulat seperti telur terbalik meski juga ada yang agak bulat sedikit atau agak lonjong sedikit yang jelas bulat bukan lonjong seperti kebanyakan orang klaim. Bentuk daunnya agak lancip tajuk daunnya lemas bawah daunnya keemasan,” kata Edi yang beberapa tahun lalu intensif menelusuri keberadaan durian petruk.
Dalam dunia durian, imbuh dia, bisa disebut durian petruk asli jika merupakan turunan langsung yang didapat dengan cara vegetatif. Baik sambung pucuk dan okulasi serta lainnya.
Dengan demikian turunan pertama disebut vegetatif-1 atau V-1. Adapun turunan yang berasal dari biji ataupun persilangan, tidak diakui sebagai turunan langsung. Di Jepara, lanjut dia, V-1 dari pohon durian milik Pak Petruk saat ini tinggal satu.
Pohon itu ada di Desa Krasak, Kecamatan Bangsri. Satu lagi turunan pertama yang ada di Batealit sudah ditebang oleh pemiliknya. Turunan Awal Sementara itu, di luar Jepara, ada satu durian petruk turunan awal.
Yakni milik Mohammad Reza Tirtawinata, pemilik Taman Buah Mekarsari Bogor yang juga Ketua Yayasan Durian Nusantara. Adapun untuk pohon durian petruk yang asli saat ini, tandas Edi, merupakan turunan di bawahnya lagi. Itu pun jumlahnya tak banyak dan belum tentu sudah berbuah. ”Harapan saya turunan langsung durian petruk di Krasak bisa bertahan.
Sebab saya dengar pohon ini sempat mau dipotong, sayang rasanya. Paling tidak, dibiakkan sehingga muncul turunan-turunan baru. Durian petruk sangat melegenda dan sudah terkenal. Teman saya namanya Lindsay Gasik yang dari Amerika Serikat juga penasaran akan pohon petruk ini,” tandas Edi yang memiliki pohon durian petruk turunan keempat (V-4) ini.
Sepengetahuannya, di wilayah Gunung Pati Semarang juga banyak pohon durian petruk. Namun yang dibudidayakan di wilayah tersebut bukan merupakan turunan asli. Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara Achid Setiawan mengakui jika saat ini tak banyak pohon durian petruk yang asli. Untuk pohon generasi pertama bahkan sudah dipastikan tidak ada.
Untuk pohon durian yang saat ini banyak diakui pohon durian petruk, kebanyakan hasil dari persilangan dan lainnya. Sehingga bukan pohon asli. ”Kami saat ini punya bibit pohon durian varietas durian petruk.
Ada lima pohon. Lima bibit ini masih disimpan di laboratorium kultur jaringan. Hal itu untuk dimurnikan dan dikembangbiakkan lebih banyak. Kita tidak bisa langsung tanam bibit itu sebab untuk bisa mendapatkan varietas durian petruk asli tidak bisa ditanam di sembarang tempat. Kalau bibit mati, cari bibit di mana lagi. Sebab sudah jarang,” tandas Achid.


Sumber Berita :   https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/103438/durian-petruk-semakin-langka