BALI-Erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Minggu
(30/12) pagi, dipastikan tak mengganggu penerbangan di Bandara I Gusti
Ngurah Rai. Pengelola bandara menyatakan operasional tetap berjalan
normal meski pada sekitar pukul 04.09 Wita, Gunung Agung erupsi selama 3
menit.
"Operasional penerbangan masih aman dan tidak terpengaruh
letusan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara I Gusti Ngurah
Rai Bali, Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Minggu.
Menurut Arie, seperti dilansir Antara,
tidak ada jadwal penerbangan yang terganggu atau penerbangan yang
dibatalkan, setelah erupsi yang terjadi selama sekitar 3 menit itu.
Bandara I Gusti Ngurah Rai berada di selatan Bali, dengan jarak sekitar
75 kilometer jalan darat menuju kawasan Gunung Agung.
Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan berdasarkan
informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dengan
ketinggian abu vulkanik mencapai 5.500 meter di atas permukaan laut.
Hujan
abu tipis dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem di sektor
tenggara Gunung Agung, seperti di Kota Amlapura dan di Desa Seraya
Barat, Desa Seraya Tengah, dan Desa Tenggalinggah.
PVMBG
mengungkapkan, letusan Gunung Agung terjadi akibat akumulasi gas
vulkanik, meski sebelumnya tidak teramati peningkatan intensitas
kegempaan yang signifikan.
"Pada saat erupsi, teramati sinar api di area puncak kawah namun
ketinggian kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut," kata Kepala
Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy
Kamil Syahbana dihubungi dari Denpasar.
Devy menambahkan rentetan
gempa bumi tektonik di sekitar Pulau Lombok beberapa waktu lalu
mempengaruhi aktivitas Gunung Agung, karena getarannya berperan dalam
pelepasan gas-gas vulkanik yang dimanifestasikan di permukaan dalam
bentuk hembusan.
"Pada kondisi ini, akumulasi gas di kedalaman menjadi terganggu sehingga potensi erupsi justru berkurang. Selama periode aftershocks Gempa Lombok, Gunung Agung pun tidak mengalami erupsi," kata Devy dalam keterangannya.
Namun
seiring dengan berkurangnya gempa tektonik, akumulasi gas-gas vulkanik
di Gunung Agung menjadi memungkinkan dan dalam satu bulan terakhir,
gempa yang terekam didominasi gempa hembusan, tektonik, dan beberapa
vulkanik dangkal dan vulkanik dalam.
Berdasarkan analisis data
Gunung Agung secara menyeluruh, potensi untuk terjadinya erupsi yang
lebih besar masih relatif kecil dan erupsi yang mungkin terjadi saat ini
dapat berupa lontaran material batu atau lava pijar, hujan abu maupun
hembusan gas-gas vulkanik.
Sumber : https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/erupsi-gunung-agung-tak-ganggu-penerbangan-di-bandara-ngurah-rai/ar-BBRARdt