Cari Blog Ini

Jumat, 04 Januari 2019

Tak Ikuti Kemajuan Iptek, Kampus akan Jadi Museum

Semarang – Perubahan-perubahan dahsyat dan sangat mendasar pada era disruption berpengaruh di berbagai sektor kehidupan. Era sebagai dampak kemajuan teknologi tersebut menuntut manusia untuk berubah atau tergilas.
“Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari dan merubah perilaku kita di masa yang akan datang. Berbagai perubahan-perubahan mendasar inilah yang harus kita perhatikan, karena kalau tidak maka kita akan tergilas,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir saat memberi sambutan pada Rapat Kerja Nasipnal Kemenristekdikti RI 2019 di Gedung Profesor Soedarto, Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (3/1).
Dalam Rakernas bertajuk “Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang Terbuka, Fleksibel, dan Bermutu” itu, Menristekdikti mengatakan beberapa tahun terakhir semua dibuat terkejut dan terperangah dengan beragam perubahan yang cepat akibat kemajuan teknologi. Bahkan cakupan perubahannya luas, mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, konstruksi, perhotelan, pendidikan, sosial masyarakat, hingga pendidikan.
“Contohnya, dulu sistem pembayaran dengan tunai, tapi sekarang menggunakan kartu atau e-money. Mencari hotel, perbankan, konstruksi, hingga transportasi menggunakan sistem online. Sekarang mengecor rumah dengan teknologi dan ada perusahaan mengembangkan teknologi yang menyemprotkan cairan material pada bangunan,” bebernya.
Demikian pula di bidang pendidikan tinggi, yang menurutnya juga tengah menghadapi serupa. Kalau perguruan tinggi tidak mengikuti kemajuan Iptek, maka kampus akan menjadi museum. Karenanya para pelaku pendidikan, termasuk dosen dan mahasiswa harus berkreasi dan berinovasi di berbagai bidang pengetahuan dan teknologi.
“Dua hal yang perlu dilakukan dalam menghadapi era disruption adalah transformasi secara internal dan kolaborasi dengan pihak eksternal,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP menyampaikan, perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia.
Segala hal menjadi tanpa batas (borderless), dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas, karena dipengaruhi perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan maupun konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan.
“Karenanya, tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan. Termasuk oleh Perguruan Tinggi, sebab kemajuan suatu negara sangat tergantung pada tiga faktor, yakni pendidikan, kualitas institusi dan kesediaan infrastruktur,” terang gubernur.
Menurutnya, di tangan perguruan tinggilah sumber daya manusia, riset, dan inovasi dikelola agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global. Maka perguruan tinggi harus berbenah dan berubah menyesuaikan diri.
Hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan perguruan tinggi adalah terkait dengan sumber daya manusia. Dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0 harus disiapkan. Peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
“Perguruan tinggi harus mendorong mahasiswanya untuk melakukan terobosan dalam riset dan peng-embangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0. Terus lakukan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi,” beber Ganjar.
Keterlibatan perguruan tinggi dan mahasiswa dalam memberdayakan dan mengurai problem-problem masyarakat menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. Sehingga ada peran mahasiswa untuk mau saling membantu, peduli, menghargai dan memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan dengan cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta ilmu yang dikuasai bisa dimanfaatkan untuk membantu program pembangunan Indonesia.


Sumber :  https://jatengprov.go.id/publik/tak-ikuti-kemajuan-iptek-kampus-akan-jadi-museum/