Cari Blog Ini

Rabu, 17 Juli 2019

Realisasi APBN Semester I 2019 Masih Positif dan Terkendali

Jakarta, 17/07/2019 Kemenkeu - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Realisasi Semester I Tahun 2019 dan Outlook APBN Tahun 2019 pada Rapat Kerja (Raker) dengan Badan Anggaran (Banggar) pada Selasa (16/07).
Dalam pemaparannya, Menkeu menyebutkan bahwa meskipun aktivitas riil perekonomian dunia mengalami tekanan pada semester I tahun 2019 dengan meningkatnya ketegangan perang dagang, pertumbuhan ekonomi semester I tahun 2019 diperkirakan akan tetap positif. Konsumsi rumah tangga diproyeksikan mencapai 5,3%, meningkat dari realisasi semester I 2018. Hal ini dapat tercapai karena inflasi yang rendah dan penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran dan tepat waktu. Tingkat inflasi sampai dengan semester I tahun 2019 mencapai 3,3% (yoy), relatif terjaga pada kisaran target +- 1%.
"Secara keseluruhan, angka inflasi masih akan terkendali di bawah target asumsi APBN 2019. Tetapi Pemerintah tetap perlu waspada kemungkinan tingginya curah hujan dan kenaikan harga ICP (Indonesian Crude Price) pada Semester II Tahun 2019," lanjut Menkeu. Meningkatnya curah hujan diperkirakan akan menyebabkan panen dan jalur distribusi terhambat.
Nilai tukar rupiah mengalami trend peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp14.197 per USD, di bawah target dalam asumsi makro APBN 2019 sebesar Rp15.000 per USD. Menguatnya nilai tukar rupiah pada semester I diperkirakan akan terus berlanjut hingga semester II karena tidak adanya kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed). Namun, jika The Fed kembali menaikkan suku bunganya di akhir tahun mungkin nilai tukar rupiah akan kembali melemah pada semester II 2019. 
Selain adanya faktor risiko perang dagang dan ketatnya likuiditas dalam negeri, suku bunga SPN 3 bulan juga ikut terpengaruh oleh kebijakan The Fed yang pada akhir 2018 menaikkan suku bunganya sehingga kenaikan suku bunga SPN 3 bulan pada semester I 2019 mencapai 5,8%, naik dibandingkan target APBN 2019 sebesar 5,3%.
Pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada semester I 2019 mencapai US$63/barel dari asumsi ekonomi makro sebesar US$70/barel. Lifting minyak pada semester I mencapai titik terendah, yaitu hanya sebesar 755 ribu barel per hari dari target sebesar 775 ribu barel per hari pada APBN 2019. Persoalan klasik masih mewarnai produksi minyak nasional, yaitu sumur minyak yang sudah tua dan berkurang produktivitasnya, kapasitas kilang minyak yang terbatas, serta kandungan air yang menyebabkan produksi berkurang pada kilang Offshore North West Java. Lifting gas yang mencapai 1.054 ribu barel per hari juga masih berada di bawah target APBN sebesar 1.250 ribu barel per hari.