Jakarta (7 Juli 2025) — Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melaporkan program Sekolah Rakyat akan resmi dimulai pada 14 Juli 2025.
Gus Ipul menjelaskan, 63 titik lokasi Sekolah Rakyat sudah rampung direnovasi dan siap digunakan 14 Juli mendatang.
“Karena
Sekolah Rakyat ini pertama kali kita selenggarakan, guru dan muridnya
perlu orientasi. Maka tanggal 14 Juli nanti di 63 titik kita mulai masa
orientasi. Sambil kita evaluasi kira-kira apa yang dibutuhkan,” ujar Gus
Ipul pada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di
Jakarta, Senin (7/7/2025).
Ia
menjelaskan, proses belajar memgajar akan diawali dengan pemeriksaan
kesehatan bagi seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Kemudian
dilanjutkan dengan masa orientasi selama satu hingga tiga bulan, sebelum
masuk ke pembelajaran formal.
Program
ini menargetkan 100 titik sekolah rampung pada akhir Juli 2025. Tahap
awal mencakup 395 rombongan belajar dari jenjang SD, SMP, dan SMA. Pulau
Jawa menjadi wilayah dengan titik terbanyak (48 titik), disusul Sumatra
(22), Sulawesi (15), Bali-Nusra (4), Kalimantan (4), Maluku (4), dan
Papua (3).
“Untuk yang 100 titik
pertama 9.700 lebih siswa, untuk 100 titik kedua potensinya itu sekitar
10.000 siswa. Dari 100 titik pertama itu 40-an persen itu ada di Jawa.
Tapi di Papua ada, di Aceh ada, di Maluku juga ada, di Kalimantan ada,
semua,” kata Gus Ipul.
Guna
pengembangan tahap kedua, Kemensos akan memanfaatkan 51 Balai Latihan
Kerja (BLK) milik Kementerian Ketenagakerjaan dan 45 gedung milik
pemerintah daerah. Tahap ini menargetkan 427 rombel, 10.425 siswa, 2.180
guru, dan 4.069 tenaga kependidikan.
Jakarta (7 Juli 2025) — Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melaporkan program Sekolah Rakyat akan resmi dimulai pada 14 Juli 2025.
Gus Ipul menjelaskan, 63 titik lokasi Sekolah Rakyat sudah rampung direnovasi dan siap digunakan 14 Juli mendatang.
“Karena
Sekolah Rakyat ini pertama kali kita selenggarakan, guru dan muridnya
perlu orientasi. Maka tanggal 14 Juli nanti di 63 titik kita mulai masa
orientasi. Sambil kita evaluasi kira-kira apa yang dibutuhkan,” ujar Gus
Ipul pada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di
Jakarta, Senin (7/7/2025).
Ia
menjelaskan, proses belajar memgajar akan diawali dengan pemeriksaan
kesehatan bagi seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Kemudian
dilanjutkan dengan masa orientasi selama satu hingga tiga bulan, sebelum
masuk ke pembelajaran formal.
Program
ini menargetkan 100 titik sekolah rampung pada akhir Juli 2025. Tahap
awal mencakup 395 rombongan belajar dari jenjang SD, SMP, dan SMA. Pulau
Jawa menjadi wilayah dengan titik terbanyak (48 titik), disusul Sumatra
(22), Sulawesi (15), Bali-Nusra (4), Kalimantan (4), Maluku (4), dan
Papua (3).
“Untuk yang 100 titik
pertama 9.700 lebih siswa, untuk 100 titik kedua potensinya itu sekitar
10.000 siswa. Dari 100 titik pertama itu 40-an persen itu ada di Jawa.
Tapi di Papua ada, di Aceh ada, di Maluku juga ada, di Kalimantan ada,
semua,” kata Gus Ipul.
Guna
pengembangan tahap kedua, Kemensos akan memanfaatkan 51 Balai Latihan
Kerja (BLK) milik Kementerian Ketenagakerjaan dan 45 gedung milik
pemerintah daerah. Tahap ini menargetkan 427 rombel, 10.425 siswa, 2.180
guru, dan 4.069 tenaga kependidikan.